Hari raya idul fitri pada umumnya diramaikan
dengan berbagai acara halal bihalal sebagaimana adat dan tradisi masyarakat
muslim di Indonesia. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kerukunan, menjalin
silaturahim, dan memberikan ruang untuk saling bermaaf-maafan atas semua
kesalahan yang pernah dilakukan. Ada yang unik dalam acara halal bihalal di era
pandemi ini, halal bihalal yang biasanya digelar secara langsung dengan
berbagai suguhan makanan, pada kesempatan pandemi ini halal bihalal dilakukan
secara virtual dengan mempertemukan semua peserta dalam ruang virtual melalu
media online. Salah satunya sebagaimana yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa
Program Studi Perbankan Syariah IPMAFA. Acara halal bihalal yang diinisiasi oleh
HMPS Perbankan Syariah IPMAFA diselenggarakan pada Hari Minggu 30 Mei 2021
tepatnya pada tanggal 18 Syawal 1442 H. Bukan hanya sekedar halal bihalal, yang
unik dalam acara ini adalah selain memberikan kesempatan kepada semua peserta
untuk saling bermaaf-maafan, acara ini juga menyuguhkan diskusi tentang
literasi keuangan syariah untuk meningkatkan keilmuan mahasiswa.
Acara halal bihalal dan diskusi yang
dihadiri oleh kurang lebih 125 peserta ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Program
Studi Perbankan Syariah dan juga Dekan Fakultas Syariah & Ekonomi Islam. Setelah
selesai sambutan dilanjutkan diskusi yang dalam kesempatan ini diisi oleh Dr.
A. Dimyati, M.Ag.
Dalam materinya Dr. A. Dimyati, M.Ag. menjelaskan bahwa Literasi keuangan syariah
secara sederhana diartikan sebagai tingkat melek seseorang terhadap keuangan
syariah, dimana selain mengetahui dan memahami, orang tersebut juga mampu untuk
mempraktekkannya secara baik dan benar. Literasi keuangan syariah sangat penting
karena jika kita tidak memahaminya akan rentan jatuh dalam krisis keuangan. Literasi
Keuangan menurut OJK adalah pengetahuan, keterampilan dan keyakinan yang
memengaruhi sikap dan perilaku yang untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Hal yang menjadi indikator bahwa
seseorang telah memiliki literasi keuangan yang baik adalah dengan adanya
kemampuan memahami dan mempraktekkan perencanaan dana, pemanfaatan belanja,
mampu membandingkan produk dan mengenali potensi serta memprioritaskan
kebutuhan yang lebih penting. Aspek literasi keuangan secara khusus ada 5
yaitu: 1) Basic personal finance, 2) Money management, 3)
Credit and debt management, 4) Saving and investment, dan 5) Risk
management. Dr. A. Dimyati , M.Ag. menyampaikan bahwa Dari kelima aspek
tersebut, kita dapat mengetahui tingkatan literasi keuangan seseorang apakah well
literate, suff literate, less literate, atau bahkan not literate.
Kebanyakan dari kita belum mampu mencapai tingkatan well literate,
padahal literasi keuangan penting sekali untuk meningkatkan kemampuan kita
dalam mengelola keuangan, menciptakan ragam transaksi dan menggerakkan roda
perekonomian.
Disamping memberikan materi umum tentang
literasi keuangan syariah dalam diskusi ini Dr. A. Dimyati, M.Ag. juga menyampaikan beberapa tips agar seseorang
dapat melek keuangan yaitu: 1) membuat perencanaan keuangan, 2) mencari teman
yang paham dengan keuangan untuk diskusi dan bertukar ide, 3) mempraktekkan
aktivitas-aktivitas keuangan, 4) berani mencoba dan jangan takut gagal Bagi
mahasiswa yang ingin mencoba berinvestasi, lebih baik berinvestasi yang minim
resiko dahulu seperti investasi logam mulia (emas), reksadana, deposito maupun
obligasi.
Di Akhir acara Dr. A. Dimyati , M.Ag juga
memberikan motivasi kepada seluruh peserta agar belajar sejak dini terkait
dengan investasi keuangan, apalagi momen habis lebaran ini harus pandai-pandai
mengelola keuangan, sebagian THR yang masih tersisa alangkah baiknya digunakan untuk
investasi. (untuk copy materi & info PMB bisa menghubungi sekprodi
perbankan syariah 082299523230).