Ipmafa Wisuda 85 Mahasiswa
Pati – Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI Prof Dr Moh Isom Yusqi M.Ag menyatakan, keberadaan pesantren memegang peranan penting bagi masa depan bangsa Indonesia dan dunia.
Lembaga pendidikan berbasis pesantren telah mampu menjadi pusat peradaban.
Pernyataan itu disampaikan dalam orasi ilmiah dalam Wisuda IV Program Sarjana Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati tahun akademik 2015/2016 di aula kampsu tersebut, Sabtu (19/12). Hadir pula dalam kesempatan itu Sekretaris Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Kopertais) Wilayah X Jawa Tengah Dr Hasyim Muhammad.
“Pesantren sebagai pusat peradaban sekaligus inspirasi dunia. Karena pesantren merupakan iniversitas kehidupan. Semuanay diajarkan, baik urusan dunia maupun akhirat,” ujar Isom.
Potensi itu menjadi perhatian dunia. Apalagi tahun terdapat hamper 30.000 pesantren di Indonesia dengan jumlah santri lebih dari 3,6 juta orang.
Keberadaan perguruan tinggi berbasis pesantren, menurutnya, memberi peran tersendiri. Di antaranya, sebagai pusat kajian Islam dunia.
Isom menjelaskan, Islam itu sangat komplit lantaran sarat dengan nilai-nilai agung dan mulia. Islam memberi penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan sejati, juga menghormati prikemakhlukan, alam semesta dan makhluk di alam gaib. Hal itu merupakan nilai-nilai universal.
“Perguruan tinggi pesantren perlu melestarikan tradisinya. Selain mengintegrasikan keilmuan, pesantren juga menjadi perisai dan terdepan menjaga nilai-nilali keislaman,” lanjutnya.
Tradisi Kearifan
Karenanya tidak berlebihan jika dia menyebut pesantren sebagai pusat peradaban. Apalagi di dalamnya juga kuat dengan tradisi kearifan yang menyatu dengan ilmu spiritual.
Dia berharap, wisudawan Ipmafa mampu berkiprah lebih di masyarakat dengan bekal intergrasi ilmu tersebut.
Rektor Ipmafa Abdul Ghofarrozin Med mengungkapkan, selama tujuh tahun berdiri, kampusnya telah mewisuda 400 mahasiswa dalam empat angkatan. Sejalan dengan itu, Ipmafa juga mengembangkan sarana pendidikan dan pengajaran, perluasan mitra dari lembaga lain maupun masyarakat. Terlebih kemitraan dengan sejumlah pihak di level nasional maupun internasional.
Pada sidang senat terbuka yang dipimpin rector, kampus yang berlokasi di Jalan Raya Pati-Tayu KM 20 Purworejo, Margoyoso itu mewisuda 85 mahasiswa program strata satu.
Mereka terdiri atas tujuh mahasiswa daru Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), 55 orang dari Prodi perbankan Syariah (PS), dan 23 orang asal Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA).
“Kami berharap lulusan Ipmafa dapat mengamalkan ilmu dan mengembangkan kemampuan dirinya dengan semangat nilai-nilai kesalehan sosial khas pesantren,” ujar Ketua Panitia Wisuda Ahmad Nur Kholik seraya menyebut kegiatan itu mengambil tema “Pesantren sebagao Pusat Perubahan untuk Membangun Peradaban.
Sumber: Suara Merdeka, 21 Desember 2015