Ngaji Ramadhan spesial tema Fikih Ekonomi Islam sesi ke empat yang
diselenggarakan oleh Program Studi Perbankan Syariah IPMAFA diselenggarakan dn
dihadiri secara virtual oleh Prof. Dr. Muhamad, M.Ag., CIRBC. dengan tema “Fikih
Akutansi Syariah”. Ngaji yang diselenggarakan pada hari Jum’at, 7 Mei 2021 /
25 Romadhon 1442 ini sekaligus menjadi penutup kegiatan Ngaji Ramadhan yang
diselenggarakan dalam 4 seri dalam 1 Bulan.
Prof. Muhamad menyampaikan bahwa konsep akuntansi syariah sebenarnya
sudah ada dalam Al-Quran. Satu ayat yang isinya terkait perintah untuk mencatat
transaksi dengan benar sebagai bentuk pertanggung jawaban terdapat dalam Surat
Al Baqarah ayat 282 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya
dengan benar. .............”
Selanjutnya Prof. Muhamad menjelaskan bahwa dalam tafsirnya Buya
Hamka menyampaikan bahwa masalah menulis transaksi ini sebanarnya tidak hanya
dibutuhakn pada transaksi non tunai, tapi juga transaksi tunai. Meskipun hutang
piutang dengan keluarga harus ada pencatatan, seingga ketika terjadi kematian
besok, catatan ini bisa menjadi pertanggungjwaban yang hidup.
Ayat ini juga dikaji Prof. Muhamad dalam tesisnya, yang mana salah
satu kajiannya adalah menelaah tentang mengapa ayat tentang akuntansi ini diletakkan
di urutan ayat ke 282, bukan 281 atau 283. Dan kenapa diletakkan di Surat Al
Baqarah bukan yang lain. Pertama ayat ini diletakkan di urutan ayat ke
282 karena angka ini menunjukkan akan keseimbangan sisi kiri dan kanan, yakni
angka 2 disisi kiri dan angka 2 pula disisi kanan. Ini menunjukkan bahwa dalam
melakukan pencatatan akuntansi pencatatan antara aktiva pasiva harus seimbang
(tidak boleh berbeda/tidak seimbang). Kedua, kenapa diletakkan di Surat
Al Baqarah? Dalam analisa Prof. Muhamad orang eropa dulu ketika mengukur
kekayaan seseorang dilihat dari kepala sapi, sapi ini menunjukkan bahwa orang
ini memiliki harta, dan harta ini dicatat dengan seimbang di aktiva pasiva. Allah
SWT ketika menempatkan sesuatu pasti terdapat rahasia besar di dalamnya.
Diruntut dalam sejarah, Islam punya kontribusi yang luar biasa
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk salah satu contohnya adalah penemuan
angka arab yakni angka 1 s.d 9 dan 0 yang ditemukan oleh cendekiaan muslim dan
memberikan manfaat besar dalam pencatatan akutansi. Andai saja tidak ada angka arab dan pencatatan
keuangan ditulis dengan angka romawi betapa payah dan susahnya pencatatan itu
dilakukan. Islam dengan Al-Quran menginspirasi untuk membangun teori2 yang luar
biasa, tergantung kemampuan umat muslim untuk menyerapnya. Selanjutnya Prof.
Muhamad menjelaskan bahwa dengan sering membaca maka teori-teroi tersebut akan masuk
dan mampu dipahami oleh diri kita.
Setelah menjelaskan sejarah besar akuntansi syariah beserta dengan
kontribusi Islam dalam perkembangan akuntansi syariah, Prof. Muhamad
melanjutkan pembahasan yang terkait dengan ketentuan-ketentuan fikih akuntansi
syariah beserta dengan Standar Akuntansi Keuangan yang saat ini digunakan sebagai
rujukan dalam pelaksanaan pencatatan akutansi di bank syariah. Akan tetapi
dalam sesi ini standar akuntansi keuangan tidak dijelaskan secara rinci karena
butuh sesi khusus yang perlu untuk menjelaskan standar tersebut mengingat
pembahasannya yang luas dan banyak.
Prof. Muhamad juga memberikan motivasi kepada seluruh peserta agar
tetap istiqomah membaca untuk menemukan teori-teori istimewa yang terkandung
dalam Al-Qur’an. Acara ngaji ramadhan sesi terakhir ini berlangsung kurang
lebih 2,5 jam dengan diikuti oleh kurang lebih 60 peserta dan ditutup dengan
doa yang dipimpin langsung oleh Prof. Muhamad. Semoga ngaji ekonomi Islam sesi
selanjutnya dapat terus dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas keilmuan
yang terkait dengan ekonomi Islam khususnya dalam bidang perbankan syariah. (untuk
copy materi & info PMB bisa menghubungi sekprodi perbankan syariah
082299523230)